Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja
Apa makna dari pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam,
kita akan mudah
putus asa,
frustasi,
kecewa,
marah, dan jadi
remuk redam.
Jika kita adalah kaca, maka
kita juga rentan terhadap benturan.
Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain.
Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca,
tapi jadilah baja.
“Mental baja” adalah
mental yang selalu positif,
bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.
Mengapa demikian?
Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa
“masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”.
Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu.
Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup,
jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah “baja”,
kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita.
Sebaliknya jika kita “kaca” maka
kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.
Semoga bermanfaat
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon