Empowering Family with Their Own Power

Empowering Family with Their Own Power

Seringkali pemerintah dan kebanyakan pakar pendidikan merancang program untuk pendidikan keluarga ataupun ketahanan keluarga dsbnya menurut asumsi sendiri. Kebanyakan mereka "membangun asumsinya sendiri" tanpa pernah menyadari dan menginsyafi bahwa tidak ada "one magic medicine" , tidak ada tongkat "harry potter" yang bisa menyelesaikan masalah dan menghebatkan keluarga.

Setiap keluarga ini unik, setiap orangtua unik, setiap anak unik, dan setiap mereka hidup di alam dan masyarakat yang unik. Sayangnya seringkali program yang dirancang itu menggunakan kacamata penjajah, pemerintah maupun pakar datang dengan asumsi keluarga perlu ditolong, bukan dengan semangat menguatkan potensi keluarga. Banyak keluargapun merasa tidak punya potensi apapun untuk menjadi hebat.

Sehingga semua program sepihak itu hanya berefek bulan madu, cuma berjalan sesaat. Orangtua kembali kepada kebingungannya dan ujung ujungnya melakukan hal hal shortcut yang sifatnya tidak alamiah dan tidak sesuai fitrah.

Para keluarga dan orangtua sesungguhnya hanya memerlukan penyadaran tentang potensi unik fitrah mereka kemudian difasilitasi untuk memperkuatnya dan mengembangkannya dengan bahagia selaras dengan keunikannya itu.

Para keluarga dan orangtua perlu diberi ruang dan berhenti sejenak, merenung dan berefleksi tentang makna pernikahan dan peran pernikahan itu dalam kehidupan dan peradaban yang lebih luas, tentang fitrah peran mereka sebagai ayah atau ibu yang sejati, tentang fitrah peran mereka sebagai suami atau istri, tentang fitrah mendidik fitrah dan adab anak anak mereka dan tentang masa depan peran mereka dan anak anak mereka bagi dunia yang tentu akan ditanya di akhirat kelak.

Mulailah dari hal yang sederhana. Lihatlah, para keluarga, para ayah bunda dan anak anaknya sesungguhnya memiliki kegiatan dan cara bahagia sehari hari yang unik, namun seringkali mereka melewati dan tidak "mensyukurinya". Para keluarga sebaiknya mulai didorong dan difasilitasi cara untuk mensyukuri kegiatan kegiatan keseharian mereka dimana mereka bahagia dan antusias melakukannya.

Para keluarga perlu difasilitasi dan didorong untuk menyerap atau berempati terhadap potensi unik kekuatan mereka, yang sebenarnya terlihat dari kegiatan dan cara bahagia keluarga mereka sendiri sehari hari. Yakinkan mereka untuk tidak menjadi versi kedua dari keluarga lain.

Ingat bahwa kegiatan unik yang mereka lakukan dengan hebat dan bahagia itu tidak harus kegiatan mewah dan cara yang rumit, seringkali bahkan sangat sederhana dan bersahaja namun produktif. Ada keluarga yang hebat dan bahagia jika bertani, ada keluarga yang hebat dan bahagia jika menolong anak yatim, ada keluarga yang hebat dan bahagia ketika berjualan kue, ada keluarga yang hebat dan bahagia ketika mendaki gunung atau bahkan sekedar traveling atau mengumpulkan buku antik dsbnya.

Kegiatan dan cara bahagia ini karena dalam keseharian dilakukan dengan sangat antusias dan bahagia. Jika itu lebih disyukuri,  yaitu dikenali dengan empati mendalam, dikembangkan dari sehari ke sehari dengan idea idea yang terus baru dan menumbuhkan maka semakin lama semakin baik, paripurna dan tentu saja semakin produktif serta banyak memberikan manfaat bagi keluarga itu dan juga sekitarnya.

Barangkali banyak yang tidak juga menyadari dan memahami bahwa kegiatan sederhana yang dilakukan dengan hebat, antusias dan bahagia secara bersama dengan keluarga, dengan pasangan dan anak adalah tanda tanda keridhaan Ilahi, tanda tanda potensi dan jatidiri, tanda tanda panggilan hidup dan misi keluarga kita.

Barangkali juga jarang yang menyadari bahwa kegiatan yang unik dan produktif yang dilakukan dengan bahagia dan antusias baik oleh kita maupun oleh anak anak kita sesungguhnya adalah tanda tanda potensi dan tanda tanda jalan sukses.

Sekolah semestinya melanjutkan kegembiraan berkegiatan di rumah para anak didiknya ke ruang ruang kelas untuk lebih didalami secara pengetahuan dan menjadi inspirasi bagi kegiatan belajar bersama yang lebih seru dan relevan dengan keseharian anak didik.

Mari bersama kita lanjutkan kegiatan kegiatan yang hebat dan bahagia sesederhana apapun bersama keluarga kita, temukan pola dan tanda tanda potensi unik setiap anggota keluarga maupun secara kolektif. Lalu imajinasikan ide ide baru untuk memunculkan kegiatan lanjutan yang lebih menggembirakan dan membahagiakan namun semakin produktif dan bermanfaat untuk keluarga kita dan sekitarnya. Semoga ini tiket ke syurga untuk keluarga kita.

Sesederhana itu sesungguhnya membangun kekuatan keluarga. Empowering family with their own power. Bukan helping people to solve problem with our program.

Mari kita bangun peradaban yang lebih damai dan bahagia, dimulai dari rumah rumah kita dengan menemukan dan menguatkan peran peran dan potensi kekuatan yang unik keluarga kita sehingga setiap keluarga dengan karunia potensinya itu senantiasa memberi solusi yang membawa kabar gembira dan juga peringatan serta memberi rahmat bagi semesta alam.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
Previous
Next Post »