Pengalaman Menjadi Ibu Rumah Tangga Profesional

Septi Peni (founder ibu profesional,)

    Ibu septi adalah seorang ibu dari 3 anak hebat. Beliau berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang profesional. Beliau menekuni kariernya ini mulai tahun 1995 setelah menikah dengan seorang pria bernama pak Dodik yang mensyaratkan untuk mendidik dan mengasuh anaknya di tangannya sendiri, tidak boleh pada kakek maupun neneknya. Beliau tanpa berfikir panjang bahkan dalam hitungan 5 detik rela meninggalkan profesi lamanya untuk melangkahkan kakinya menekuni dunia profesi baru yaitu sebagai ibu rumah tangga. Beliau yang dengan latar belakang keluarganya berprofesi sebagai PNS, sempat mengalami penolakan atas keputusannya tersebut. Akan tetapi beliau berjanji untuk membuktikan bahwa profesi sebagai ibu rumah tangga adalah profesi terbaik yang akan melahirkan anak-anak hebat dan karya-karya hebat. Kemudian beliaupun mengawali profesi barunya itu dengan melihat fenomena di sekitarnya, yang akhirnya beliau memutuskan ingin totalitas dalam menjalani profesinya.
    Keprofesionalan dituntut dalam sebuah profesi begitu pula dalam menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga. Beliau bekerja mulai pukul 07.00 sampai pukul 14.00 dengan memakai pakaian rapi seperti bekerja di kantor. Pekerjaan beliau adalah menulis perjalanan hidupnya yang dijadikan beliau sebagai kurikulum pendidikan keluarganya. Perjalanan dari anak pertama hingga ketiganya dijadikan kurikulum di komunitas ibu profesional yang dibangunnya. Bagi beliau rumah adalah laboratorium percobaannya, rumah juga sebagai perusahaan yang mana beliau adalah karyawan utamanya.
   Beliau mengawali profesinya sebagai ibu rumah tangga di bawah didikan suaminya. Dari tahun 1995 hingga 2003 beliau belajar di rumah, sedangkan suaminya kerja. Selama suaminya kerja, beliau selalu diberi tugas membaca yang akan dipresentasikan dihadapan suaminya saat pulang ke rumah. Beliau diajari untuk berbicara di depan umum, berjalan yang baik, dan belajar teknologi. Kemudian setelah itu mulai tahun 2003 hingga 2008 beliau mulai diajak untuk bekerja keluar rumah, baik mengisi forum maupun seminar sedangkan suaminya menjadi pengasuh anak-anaknya. Disitulah beliau mulai membangun komitmen untuk selalu profesional, selelah lelahnya bekerja harus tetap profesional kalau di rumah yaitu menebar senyum, pasang muka yang cerah, cantik, harum dan selalu gembira di depan anak-anaknya.  Beliau pun belajar bagaimana menata emosi, menata hati dan menata waktu . Dan hal yang paling penting menjadi seorang ibu adalah harus bisa mendengarkan. Dalam bahasa inggris mendengarkan dengan hati itu listen kalau mendengarkan dengan telinga itu hear . Itulah bedanya ketika menjadi seorang ibu harus mendengarkan dengan hati segala apapun yang ingin disampaikan anggota keluarganya. Maka beliaupun membuat Family Forum  setiap hari sabtu yang mana semua keluarganya bisa bercerita tentang keberhasilan yang diraih selama seminggu begitu pula beliau kepada keluarganya. Selain itu beliau juga membuat Faulth Forum atau forum kesalahan sebulan sekali yang mana semua keluarganya mengakui kesalahan kesalahan yang pernah dilakukan. Komunikasi seperti itulah yang membuat keluarganya semakin sukses. Semenjak tahun 2008, beliau dan suaminya bekerja sendiri -sendiri, mengisi forum dan seminar di tempat yang berbeda, akan tetapi anak akan selalu berada di tangan ayah dan ibunya.
    Salah satu kesuksesan beliau mendidik anak anaknya adalah beliau sudah mempunyai 11 hak paten atas karyanya. Anak-anaknya pun tumbuh dengan akhlak yang baik dan prestatif. Bahkan ibunya beliau yang awalnya menolak tentang keputusannya menjadi seorang ibu rumah tangga akhirnya pun mengakui bahwa ketika seorang istri taat kepada suaminya maka akan membukakan pintu surga bagi ibunya. Hal ini yang kemudian semakin menguatkan beliau untuk terus berinovasi dan produktif. Kurikulum-kurikulum yang beliau susun pun tidak hanya bisa digunakan untuk ibu rumah tangga tetapi juga ibu karier. Beliau membagi kelompok-kelompok kurikulumnya yaitu Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Sholehah. Beliau berpesan, "be profesional, rezeki will follow you, jangan kebalik! mengejar rezeki sehingga melupakan keluarga"
Previous
Next Post »